Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Hujjatul Islam, Abu Hamid al-Thusi atau lebih akrab dikenal Imam al-Ghazali adalah seorang ulama, teolog, ahli fiqh, ahli pikir, dan ahli filsafat islam. Ia menuntut ilmu kepada para ulama termuka, seperti Ahmad al-Radakani dan Imam al-Haramain. Selain pernah menjadi guru besar di perguruan tinggi Nizhamiyyah, beliau juga pernah bekerja di istana kesultanan seljuk. Maka, dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa beliau memiliki hidup yang berkecukupan secara dunia. Tapi, dunia tetaplah dunia, ia bersifat fana. Diberinya senyuman padahal hakikatnya umpatan. Diberinya tangan kasih padahal hakikat sebilah pedang. Diberinya kenikmatan sejatinya semu. Maka kemudian kesemuan atas dunia ini membawa Imam al-Ghazali kepada suatu pergolakan batin—antara dunia dan akhirat. Pergolakan ini ia narasikan sendiri di dalam autobigrafinya: “suatu hari aku berniat meninggalkan bagdad dengan semua lingkungannya, tapi keesokan harinya pikiranku berubah lagi…
Abdurrahman Ibn Khaldun al-Maghribi al-Hadrami al- Maliki atau yang lebih dikenal sebagai Ibnu Khaldun adalah seorang ulama terkemuka yang hidup pada abad pertengahan atau tepatnya masa kekuasaan bani Mamluk antara abad ke-8 dan 9 H. Ia dikenal pula sebagai seorang ilmuwan muslim yang ahli dibidang sejarah, sosiologi, politik, dan ekonomi. Dewasa ini di tengah masyarakat apabila mereka diskusi mengenai kekuasaan dan politik cenderung mengeluarkan pendapat-pendapat yang negatif. Hal ini bukanlah tanpa sebab, karena dalam praktiknya kekuasaan dewasa ini hanya alat bagi para politisi buat mencapai kepentingan-kepentingan atas dirinya, keluarga, dan gengnya. Tidak harus jauh-jauh kepada kekuasaan tingkat negara tetapi cukup kita saksikan realitas ini di tingkat desa. Maka, realitas kekuasaan di tingkat yang lebih tinggi itu tidak jauh dari yang dibawahnya karena ia berada dalam satu sistem. Apa yang masyarakat diskusikan ini merupakan praktik dari kekuasaan, ada pula beb